Tiga proyek infrastruktur besar tengah dibangun di Provinsi Sulawesi Selatan. Ketiga infrastruktur tersebut adalah penataan Kawasan Talloatau Agangpaccaya di Kecamatan Tallo Kota Makassar, Kolam Regulasi Nipa-Nipa di Kota Gowa, dan Tol Layang Andi Pangeran (AP) Pettarani di Kota Makassar.
Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan untuk meningkatkan konektivitas serta pertumbuhan ekonomi, baik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) maupun sektor pariwisata. Untuk Tallo atau Agangpaccaya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan dukungan peningkatan kualitas permukiman kumuh. Kawasan ini memiliki cagar budaya seperti Kompleks Makam Raja Tallo yang sudah ada sejak abad 17 dan digunakan sebagai pemakaman kerajaan hingga abad 19.
Upaya pelestarian cagar budaya tersebut dilakukan dengan membangun infrastruktur berupa pekerjaan gapura, area parkir, dan taman seluas 583,38 meter.
Kemudian, pekerjaan jalan beton sepanjang 96,2 meter, pekerjaan paving block 443,90 meter, perbaikan paving block 1.090 meter, drainase beton 3.917 meter, beton penutup drainase 4.379 meter, serta lampu jalan solar cell sebanyak 26 unit. Selanjutnya di bidang Sumber Daya Air (SDA), Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jenebarang membangun Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang berlokasi di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros. Infrastruktur ini dibangun demi mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi di Kota Makassar dan sekitarnya akibat luapan Sungai Tallo bagian hilir. Kolam Regulasi Nipa-Nipa memiliki luas 83,93 hektar dengan kapasitas tampung sebesar 2,74 juta meter kubik.
Selain itu, Kolam Regulasi Nipa-Nipa mempunyai fungsi utama sebagai pengaturan air, terutama pengendalian banjir dan genangan di Kota Makassar yang mampu mereduksi banjir sebesar 153 meter kubik per detik. Angka ini lebih rendah 32 persen dari debit banjir semula yang mencapai 482 meter kubik per detik. Dengan adanya infrastruktur SDA itu diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di enam Kecamatan yakni, Patalassang, Moncongloe, Manggala, Panakukang, Tallo, dan Tamanlanrea. Sementara di bidang jalan dan jembatan, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Sulsel Direktorat jenderal (Ditjen) Bina Marga juga membangun Jalan Tol Layang AP Pettarani sepanjang 4,3 kilometer.
Jalan Tol layang ini menjadi ikon baru di Kota Makassar dan merupakan tol layang pertama di Indonesia Timur. Jalan Tol Layang AP Pettarani Makassar dibangun untuk menghubungkan bagian Selatan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa dengan Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar New Port, serta Bandara Internasional Sultan Hasanudin.
Jalan tol yang dibangun tanpa adanya pembebasan lahan tersebut menggunakan teknologi mutakhir bidang konstruksi serta inovasi perencanaan dan pelaksanaan seperti formwork pier head tanpa shoring, erection box girder dengan double gantry. Sehingga, tidak membutuhkan struktur penyokong sementara, pelaksanaan jauh lebih cepat, dan pekerjaannya dapat meminimalisasi gangguan lalu lintas (lalin).
Sumber: Kompas.com