Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang melakukan pembangunan rumah khusus (rusus) bagi masyarakat di Kabupaten Lemabata dan Kabupaten Flores Timur, NTT. Pembangunan ini dalam rangka pemulihan kerusakan rumah setelah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor akibat badai siklon tropis seroja di sejumlah wilayah NTT pada April 2021 lalu.
Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana NTT dan NTB Widiarto mengatakan, pekerjaan konstruksi telah dilakukan sejak April 2021 dan direncanakan selesai pada November 2021 mendatang. Jumlah hunian tetap (huntap) yang dibangun di kedua kabupaten tersebut sebanyak 1.000 unit.
"Rinciannya, di Kabupaten Lembata 700 unit dan Kabupaten Flores Timur 300 unit," kata Widiarto seperti dikutip dari laman Kementerian PUPR. Widiarto menjelaskan, 700 unit rusus di Kabupaten Lambata dibangun di tiga lokasi, meliputi Waesesa 173 unit dengan progres 77,1 persen, Tanah Merah 294 unit dengan progres 38,8 persen, dan Podu 233 unit dengan progres 8,9 persen.
Kemudian di Kabupaten Flores Timur tersebar di tiga lokasi, yakni Oyangbarang 50 unit dengan progres 84,9 persen, Saosina 195 unit dengan progres 20,61 persen, dan Nelelamadike 55 unit dengan progres 7,6 persen. "Sampai saat ini, progres fisik konstruksi secara keseluruhan telah mencapai 39,6 persen," imbuh dia..
Direktur Rumah Khusus Direktorat Jenderal Perumahan Yusniewati menambahkan, pembangunan rusus ini menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) Tipe 36. Risha merupakan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan panel beton bertulang pada struktur utamanya.
Lingkup pekerjaan terdiri dari tiga bagian, meliputi struktur (pondasi, kolom balok, rangka atap), arsitektur (lantai, dinding, pintu, jendela, penutup atap, plafond, toilet, dapur, aksesoris). Kemudian, MEP dan utilitas (utilitas, kelistrikan, pemipaan air), serta dilengkapi dengan sarana prasarana dasar (jalan lingkungan, drainase dan air bersih).
"Kami membangun huntap ini dengan pendekatan build back better and safer. Tidak sekadar membangun kembali, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya," tuntas Yusniewati.
Sumber : Kompas.com